Siapa ngga kenal dengan grup band asal Tanggerang jebolan ajang A Mild Live Wanted d’Masiv yang saat ini digandrungi oleh banyak masyarakat. Sukses dengan album berjudul “Perubahan” pada Februari tahun lalu dengan lagu-lagunya yang popular seperti Cinta Ini Membunuhku”, “Diantara Kalian”, “Merindukanmu”, “Cinta Sampai Disini” dan “Diam Tanpa Kata” melambungkan nama d’Masiv yang digawangi oleh Rian (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Rai (bass) dan Why (drum) sejajar dengan grup band terkenal lainnya.
Siapa ngga kenal dengan grup band asal Tanggerang jebolan ajang A Mild Live Wanted d’Masiv yang saat ini digandrungi oleh banyak masyarakat. Sukses dengan album berjudul “Perubahan” pada Februari tahun lalu dengan lagu-lagunya yang popular seperti Cinta Ini Membunuhku”, “Diantara Kalian”, “Merindukanmu”, “Cinta Sampai Disini” dan “Diam Tanpa Kata” melambungkan nama d’Masiv yang digawangi oleh Rian (vokal), Kiki (gitar), Rama (gitar), Rai (bass) dan Why (drum) sejajar dengan grup band terkenal lainnya.
d'MasivHanya dalam waktu 4 bulan saja semenjak luncurkan album perdana mereka d’Masiv sudah memiliki fans klub sendiri yang mana anggotanya dinamakan Masiver. Ditahun yang sama, d’Masiv juga dianugrahi plakat double platinum untuk penjualan RBT dan platinum album “Perubahan”. Kesuksesan mereka tidak berhenti disitu saja karena d’Masiv mendapat penghargaan MTV Indonesia Awards 2008 untuk kategori Most Breakthrough Artist dan Kids Choice Awards 2008 untuk kategori Grup Band Favorit.
Setahun berlalu sejak album perdana mereka dan single-single fenomenal saat ini telah menembus angka 6 Juta aktifasi RBT. Karena itu kemarin bertempat di Hard Rock Café, eX, d’Masiv dan Musica Studio’s memberikan plaka ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait. “Kami sangat senang sekali kalau lagu-lagu dialbum “Perubahan” ini mendapatkan respon yang sangat positif.” Ungkap Rian.
Congrats untuk d’Masiv. Semoga tidak melupakan akar dari kesuksesan mereka….!!
Baca Selengkapnya...
D'MASIV Raih 6 Juta Aktifasi RBT
St 12
Group musik yang dimotori oleh Pepep (drum) dan Iman Rush (guitar) dan diperkuat oleh Pepeng (guitar) dan Charly Van Houtten (vocalis) memang belum lama terbentuk, namun nama tersebut di atas bukanlah orang baru di duina musik.
Nama ST12 sendiri dipilih mereka sebagai nama grup karena sesuai dengan nama jalan dimana grup tersebut terbentuk yaitu di Studio OMS, Jl.Stasiun Timur No.12. "ST singkatan dari Stasiun Timur" tutur Pepep. Menurut Pepep, studio OMS selama ini sering dijadikan tempat mangkalnya para musisi senior maupun yunior di kota Kembang.
Group musik yang dimotori oleh Pepep (drum) dan Iman Rush (guitar) dan diperkuat oleh Pepeng (guitar) dan Charly Van Houtten (vocalis) memang belum lama terbentuk, namun nama tersebut di atas bukanlah orang baru di duina musik.
Nama ST12 sendiri dipilih mereka sebagai nama grup karena sesuai dengan nama jalan dimana grup tersebut terbentuk yaitu di Studio OMS, Jl.Stasiun Timur No.12. "ST singkatan dari Stasiun Timur" tutur Pepep. Menurut Pepep, studio OMS selama ini sering dijadikan tempat mangkalnya para musisi senior maupun yunior di kota Kembang.
Seperti grup-grup musik pada umumnya, ST12 mengangkat tembang-tembang bertemakan cinta dalam album perdana mereka. Menurut mereka, lagu bertemakan cinta inilah yang kuat dan laku di pasaran. "Tema cinta merupakan tema yang sangat universal dan bisa dinikmati siapa saja. Baik tua maupun muda." tegasnya.
Sebagai lagu andalan ST12 band menjagokan tembang berjudul ATSL (Aku Tak Sanggup Lagi) dan Jalan Terbaik sebagai judul album. "Kami sempat ragu memilih lagu jagoan. Mau ATSL atau Jalan terbaik. Namun setelah rembukan dengan produser dan juga mendapat masukkan dari berbagai pihak, akhirnya kami memutuskan ATSL sebagai lagu unggulan."
Lagu ATSL sendiri memiliki karakter warna musik dan lirik yang kuat. Selain itu musiknya pun sangat easy listening sehingga sangat enak didengar dan mudah diikuti."Kami sengaja menciptakan musik yang easy listening. Sehingga orang awam atau pemusik jalanan yang hanya menggunakan gitar dalam bernyanyi, dapat memainkan lagu kami," jelas Pepep.
Konsep easy listening inilah yang akhirnya dijadikan ST12 sebagai visi dan misi mereka dalam menggarap album-albumnya."Kosep ini tidak akan dirubah.Mungkin kalau toh ada perubahan,lebih condong ke warna musiknya saja. Dimana warna musik tersebut akan kami sesuaikan dengan warna musik yang up to date pada masanya," kata Pepep. Namun, lanjutnya, "Kami tidak akan menghilangkan aspek komersial. Karena itu penting untuk penjualan."
Yang pasti, ST12 berusaha memberikan yang terbaik sesuai kemampuan. Dan ST12 berharap album perdana ini bisa diterima di masyarakat luas dan dapat ikut meramaikan blantika musik Indonesia pada umumnya. (trinityproduction.com)
Baca Selengkapnya...
SBY: Sakit Rasanya Dituduh Curang
INILAH.COM, Jakarta - Kacau balaunya DPT pemilu legislatif menjadi sorotan banyak pihak. Terutama oleh Blok Teuku Umar yang digawangi Megawati cs. Bahkan Blok Teuku Umar mengancam tidak akan maju dalam pilpres. Presiden SBY rupanya merasa sakit mendengarnya.
"Sakit rasanya kita tidak ada niat untuk aneh-aneh dituduh curang dan main dengan DPT. Saya punya perasaan yang lebih dari itu," cetus SBY di halaman Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/4).
Ada yang bilang, lanjut SBY, kalau DPT tidak beres maka tidak akan maju. Padahal dirinya pada pekan lalu sudah meminta kepada Mendagri Mardiyanto agar DPT diyakinkan dan dibenahi dengan benar sebelum pilpres dimulai.
"Saya akan mengalami perasaan yang tidak enak. Saya ingin kalau sudah sepakat dengan DPT untuk pilpres dengan kesiapan KPU dan kita semua, mari kita berkompetisi dengan baik. Saya pun juga ingin berkompetisi secara sehat dan fair, bukan belum-belum hasilnya dibilang curang. Tidak baik demokrasi seperti ini. Saya tidak ingin berkompetisi yang nantinya hasilnya dibilang curang, pemerintah intervensi. Menyakitkan. Dan hati jangan terlalu galak mengatakan curang," pinta SBY.
Belum lama Pemilu 2004 berlangsung, SBY mengaku punya memori yang banyak mengenai kecurangan. Namun SBY membiarkannya menjadi bagian dari masa lalu.
"Jangan banyak menguliahi soal curang dan tidak curang. Saya juga punya pengetahuan tentang beliau-beliau di masa lalu. Tapi biarlah ini proses pendewasaan demokrasi. Marilah kita sambut masa depan dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih dengan suasana membangun aturan main yang baik, sehingga demokrasi makin berkualitas," kata SBY. [sss]
Baca Selengkapnya...
arema
Arema Malang adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Mereka bermain di Stadion Gajayana dan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen di Kabupaten Malang. Pusat latihan Arema berada di Lapangan Agrowisata Kota Batu yang memiliki lokasi di pegunungan berhawa sejuk, sementara homebase mereka terletak di Taman Rekreasi Sengkaling, Malang.
Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan Singo Edan. Arema telah dua kali menjadi juara Copa Indonesia. Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa.[rujukan?] Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania. Arema sendiri adalah singkatan dari Arek Malang. Arek dalam bahasa Indonesianya adalah Anak, jadi Arek Malang bisa juga berarti Anak Malang. Aremania adalah kelompok suporter yang sangat fantastis,menjunjung sportifitas dan memiliki loyalitas tinggi.Aremania pernah dinobatkan oleh PSSI sebagai kelompok suporter terbaik di Indonesia.
Nama Arema pada masa Kerajaan
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.
Nama Arema di dekade '80-an
Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma mejadi semacam “subkultur” dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.
Awal mula berdirinya PS Arema
(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zaenal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn.) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. “Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),”imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
Perjalanan Arema di Galatama
Di awal keikut sertaan di Kompetisi Galatama Ovan Tobing dan Lucky Acub Zaenal mulai bekerja keras mengurus segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.Bahkan,gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera(Mitra), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.
Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Bandar Udara Abdul Rachman Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. “TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema,” papar Ovan.
Sempat ada kendala, yakni masalah dana –masalah utama yang kelak terus membelit Arema. “Kalau memang tidak ada alternatif lain, ya papimu Luk yang harus mendanai,” jelas Ovan saat mengantarnya ke Bandara Juanda. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.
Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.
Perjalanan Arema di Ligina
Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18, Runner Up Piala Jatim Esia[1/6/2008]Pada Final Melawan Persik Kediri dengan skor 2-1 di stadion Gelora Delta Sidoarjo. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik. Pada tahun 2008 Arema berlaga di Super Liga Indonesia bersama 17 kontestan lain. Pada kompetisi kali ini Arema bermaterikan pemain-pemain muda dan menjadi salah satu kandidat yang difavoritkan akan menjuarai ISL 2008 untuk pertama kalinya.
Skuad Arema 2008
Pelatih Kepala: Gusnul Yakin
Asisten Pelatih: Joko Susilo
Pelatih Kiper: Benyamin "Beny" Van Breuklen
Pelatih Fisik: -
Windows Transfer 2008/09
Pemain masuk musim
M Yasir dari Persikota
Dadang S dari Persitara
Kurnia Mega dari Diklat Ragunan
Aaron Nguimbat dari Skonto FC/Latvia
Ahmad Jufrianto dari Persita
Dodik wahyudi dari Perseman Manokwari
Erik Setiawan dari Persib
Fandi Mochtar dari Persiter
Jefri Prasetyo dari Persis
Zulkifly Syukur dari Persmin Minahasa
Ahmad Bustomi dari Persema Malang
Ahmad Sembiring dari Persiter
Hendra Ridwan dari Persmin Minahasa
Muhammad Bachtiar dari Persipura
Souleymane Traore dari PSS
Ali Usman dari Persibo Bojonegoro
Esaiah Pello Benson dari Saint Anthony/Liberia
Benny Wahyudi dari Persewangi Banyuwangi/Tim PON XVII Jatim
I Komang Mariawan dari Gresik United
Pemain keluar
Hendro Kartiko ke Persija
Ahmad Kurniawan ke Persik
Ortizans Salossa ke Persipura
Andriansyah ke PSMS
Rasmoyo ke Persisam
Agung Yudha ke PSS
Bruno Casmir ke Persita
Fernando Martin ke
Ponaryo Astaman ke Persija
Akbar Rashid ke Persisam
Sutaji ke Persema Malang
Setyo Adi P ke PSIM
Doni Setiabudi ke
Jainal Ichwan ke PSS
Elie Aiboy ke Selangor FC Malaysia
Patricio Morales ke Lota Schwager Chili
Windows Transfer ke-2 Musim 2008/2009
Pemain Masuk
Patricio "Pato" Morales Gaete dari Lota Schwager/Chili
Edar Hendra Samudra dari Persipon Pontianak
Leontin "Leo" Chitescu dari dari Persib
Ranu Tri Sasongko dari Persema Malang
Boubacar Keita dari Pahang FC Malaysia
Fortune Udo dari Negeri Sembilan Malaysia
Roman Chmelo dari FK DAC 1904 Dunajskia Streda Slovakia
Buston Nagbe Browne dari The Cong Viettel Vietnam
Pemain Keluar
Emile Bertrand Mbamba - Diputus Kontrak
Aaron Nguimbat ke
Esaiah Pello Benson ke Persitara
I Komang Mariawan ke
Ali Usman ke
Dodik Wahyudi ke PSMS
Jefri Prasetyo ke
Emaleu Serge ke
Leontin Chitescu ke
Souleymane Traore ke
Prestasi
Galatama
Galatama IX 1988/1989
Top Scorer - Mecky Tata(18 gol)
Galatama XI 1990/1992
Top Scorer - Singgih Pitono (21 gol)
Galatama XII 1992/1993
Juara
Top Scorer - Singgih Pitono (16 gol)
Piala Galatama
1992 Runner Up - Piala Galatama
Liga Indonesia
2004 - Juara Divisi Satu
Piala Indonesia
2005 - Juara
Most Valuable Player - Firman Utina
2006 - Juara
Most Valuable Player - Aris Budi Prasetyo,
Top Scorer - Emaleu Serge (9 gol),
Best Supporter - Aremania
Piala Jatim
2003 - Peringkat 4
2008 - Runner Up
Award
Tabloid Bola Best Team Award 2006
Tabloid Bola Best Team Award 2007
Arema Junior
2007 - Juara Piala Soeratin Liga Remaja Nasional U -18
Rekor Kemenangan-Kekalahan Terbesar
Menang
(Kandang) 28-6-2001 PSS, 4-9-2005 Persikota (5-0)
(Tandang) 1-7-1992 Gelora Dewata (4-0)
Kalah
(Kandang) 28-2-2009 Persipura (5-0)
(Tandang) 26-1-2003 Persipura (6-0)
Partisipasi di Liga
Galatama
Title Liga
Seri
Tahun
Nama Pelatih
Urutan Akhir
Prestasi
Galatama
VIII
1987/88
Sinyo Aliandoe
6 (14 Tim)
Galatama
IX
1988/89
Sinyo Aliandoe/Andi M Teguh
8 (18 Tim)
Top Scorer Mecky Tata (18)
Galatama
X
1990
Andi M Teguh
4 (18 Tim)
Galatama
XI
1990/92
Andi M Teguh
4 (20 Tim)
Top Scrorer Singgih Pitono (21)
Galatama
XII
1992/93
M Basri/Gusnul Yakin
1 (17 Tim)
Juara, Top Scorer Singgih Pitono (16)
Galatama
XIII
1993/94
Gusnul Yakin
6 (Babak Penyisihan)17 Tim di bagi 2 Group
Liga Indonesia
Title Kompetisi
Seri
Tahun
Nama Pelatih
Urutan Akhir
Prestasi
Liga Dunhill
I
1994/95
Halilintar Gunawan
Penyisihan (6 dari 17 tim)
Liga Dunhill
II
1995/96
Gusnul yakin
Penyisihan (12 dari 16 tim)
Liga Kansas
III
1996/97
Suharno
Babak 12 Besar
Ligina
IV
1997/98
Gusnul yakin
Dihentikan (kerusuhan politik)
Ligina
V
1998/99
Hamid Asnan/Winarto
penyisihan (3 dari 6 tim)
Liga Bank Mandiri
VI
1999/00
M Basri
Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri
VII
2001
Daniel Rukito
Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri
VIII
2002
daniel Rukito
Babak 8 Besar
Liga Bank Mandiri
IX
2003
Terry Wetton/Gusnul Yakin/Henk Wullems
19 (22 Tim) Degradasi
L Pertamina Divisi 1
X
2004
Benny Dollo
1
Juara
Liga Djarum
XI
2005
Benny Dollo
Babak 8 Besar
Liga Djarum
XII
2006
Benny Dollo
Babak 8 Besar
Liga Djarum
XIII
2007
Miroslav Janu
Babak 8 Besar
Partisipasi di Liga Champions Asia
Asian Club Championship 1993-94
Babak I
Arema vs Quang Nam Da Nang 1-0
Quang Nam Da Nang vs Arema 1-2 (Singgih P, Kuncoro) (agregat 3-1)
Babak II
Arema vs Thai Farmers Bank 2-2 (Singgih P, Mecky Tata)
Thai Farmers Bank vs Arema 4-1 (Kuncoro) (agregat 3-6)
Arema terhenti di babak ke II, Thai Farmers Bank yang akhirnya menjadi juara Piala Champions Asia.
AFC Champions League 2007
Arema vs Kawasaki Frontale 1-3, 0-3
Arema vs Chunnam Dragons 0-2, 0-1
Arema vs Bangkok University 0-0, 1-0
Arema di peringkat 3, tidak lolos ke Babak II (hanya juara grup yang berhak lolos ke Babak II)
Baca Selengkapnya...
grebeg maulud
KabarIndonesia - Suatu kebetulan yang indah. Kenapa? karena upacara Grebeg Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tahun ini bertepatan dengan perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW. Peristiwa kebudayaan sekaligus keagamaan tersebut berlangsung meriah. Ribuan masyarakat, termasuk turis-turis mancanegara, rela berdesak-desakan tersengat terik mentari di Alun-alun Utara Yogyakarta pada Senin 9/3 silam.
Menurut pengamatan penulis, daya tarik utama Grebeg Maulud ialah pada iring-iringan Gunungan Lanang, Wadon, Gepak, Pawuhan, dan Dharat. Dalam tradisi Kejawen, Gunungan merupakan simbol hubungan harmonis antara bumi, langit, air, api, angin, tanah, dan ruang angkasa. Serta seluruh isinya, tumbuhan, hewan, dan manusia yang notabene terdiri atas pelbagai suku, agama, ras, golongan, dan kebangsaan.
Leluhur kita tak hanya berhenti pada konsep multikulturalime dan slogan, "Bhinneka Tunggal Ika-Tan Hana Dharma Mangrwa" tapi sungguh mempraksiskannya dalam keseharian ziarah hidup. Bahkan mampu menyimbolisasikannya secara apik lewat bentuk Gunungan/Tumpeng.
Kelima Tumpeng tadi diarak dari dalam Keraton melintasi Siti Hinggil dan Pagelaran Kraton menuju halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta. Tapi ada satu pengeculian. Khusus Gunungan Wadon dibawa sebagai persembahan dari Ngarso Dalem Hamengku Buwono X kepada Sri Paku Alam IX.
Iringan Gunungan tersebut dikawal oleh sembilan pasukan prajurit keraton, antara lain prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, dan Nyutro. Mereka berseragam warna cerah, membawa aneka instrumen musik, seperti tambur, suling, dan ketipung serta tak lupa menenteng senjata tombak, keris ataupun senapan kuno. Empat ekor gajah dan beberapa pasukan berkuda turut mengamankan, menertibkan penonton sekaligus memeriahkan perayaan tersebut.
Sebagai puncak prosesi Grebeg Maulud, Gunungan yang terbuat dari sayur-sayuran, kacang, cabai merah, ubi dan aneka hasil bumi lainnya itu diperebutkan (rayahan) oleh masyarakat. Kenapa? karena kawulo alit meyakini itu bisa membawa berkah. Tentu setelah didoakan bersama.
Menurut hemat penulis, salah satu pesan penting dalam perayaan Grebeg Maulud ialah untuk menjadi ksatria utama, yakni dengan meneladani suri tauladan dari kehidupan Sang Baginda Rasul. Apa sajakah itu? Berikut ini ulasannya. tentu dilihat dari perspektif wong Jowo.
Menurut tradisi Kejawen, para lelaki selaku kepala rumah tangga bertindak laksana nahkoda kapal. Ia yang menentukan ke arah mana kapal itu berlayar. Apakah kelak akan berlabuh di pantai keputus-asaan ataukah di pantai kebahagiaan sejati?
Ada lima hal yang perlu diperhatikan oleh kaum pria, sehingga bisa menyongsong masa depan secara gemilang, yaitu 1. Wismo, 2. Turonggo, 3. Kukilo, 4. Curigo, dan 5. Wanito.
1. Wismo
Bila sebuah keluarga tidak mempunyai rumah maka mereka harus ikut orang lain, misalnya dengan menumpang di pondok mertua indah ataupun mengontrak rumah. Konsekuensi nebeng di rumah orang ialah kebebasan rumah tangganya sedikit terganggu dan kurang bisa leluasa.
Tak hanya itu, penghasilan bulanan juga terpangkas, karena harus menyisakan sebagian dana untuk membayar uang sewa ataupun sekedar memberi "bingkisan" terimakasih.
Pepatah lama mengatakan, "Rumahku istanaku." Di dalam bahasa Indonesia, "Wismo" berarti tempat tinggal atau rumah. Kebutuhan primer ini menjamin terciptanya suasana damai sekaligus tempat berteduh bagi para anggotanya.
2. Turonggo
Pada jaman dahulu, sebelum ada penemuan transportasi modern, manusia melakukan perjalanan jauh dengan menunggang kuda. "Turonggo" artinya kuda, pada jaman sekarang sinonimnya adalah kendaraan. Seperti sepeda, sepeda motor, mobil, kapal laut atau bahkan pesawat terbang.
3. Kukilo
Burung yang mengeluarkan bunyi-bunyian renyah enak didengar itulah makna harfiah "Kukilo". Tapi saat ini umumnya orang menggantikan bunyi-bunyian burung berkicau tersebut dengan bunyi-bunyian lain, yakni dalam bentuk musik dari Radio, Tape Recorder, TV, VCD, MP3, dan lain-lain.
Segala bentuk bunyi-bunyian tadi dapat memeriahkan suasana rumah. Orang yang tinggal di dalamnya merasa terhibur dan tak kesepian lagi, sehingga mereka menjadi betah berlama-lama di rumah.
Tak hanya itu, dengan musik kebahagiaan hidup sungguh terasa, karena menurut penelitian dr. Masaro Emoto, musik amat berpengaruh pada suasana hati manusia. Hal itu tercermin dalam bentuk kristal hexagonal pada molekul air (H20). Bukankah 70 persen elemen tubuh manusia juga terdiri dari cairan?
Barangkali itulah sebabnya mengapa dahulu Bung Karno membatasi penyebaran musik "ngak-ngek-ngok" karena bisa memadamkan semangat revolusi kemerdekaan. Yang disebarluaskan ialah lagu-lagu "mars" perjuangan, misalnya, "Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau...
sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia!"
4. Curigo
Artinya keris, sebagai senjata untuk mempertahankan hidup bagi orang jaman dulu. Senjata di jaman sekarang tentu lain bentuknya, karena konteks dan kebutuhannya pun berbeda.
Agar dapat bertahan hidup, orang harus makan. Untuk bisa makan, orang harus mendapatkan penghasilan, dan untuk mendapatkan penghasilan, orang harus bekerja.
Sekedar contoh, petani mata pencahariannya dengan bersawah, senjatanya adalah cangkul untuk menggarap tanah. Penulis sumber penghasilannya ialah honor dari penerbit atau media massa, oleh sebab itu senjatanya ialah laptop dan flash disk.
5. Wanito
"Wanito" ialah pendamping laki-laki. Setelah diresmikan secara sipil maupun agama barulah mereka disebut suami-istri. Dalam pepatah Jawa dikatakan bahwa istri itu, “Suargo nunut neroko katut.“ Artinya, “Surga menumpang neraka ikut. “
Dalam konteks ini, laki-laki memikul tanggung jawab besar dalam keberlangsungan hidup rumah tangga, baik dalam suka maupun duka. Oleh sebab itu, istri sebagai pendamping perlu mendukung suaminya.
Emansipasi memang menjamin persamaan hak antara wanita dan pria, tetapi masing-masing harus tetap menyadari peran dan fungsinya, yakni saling bekerjasama membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
Akhir kata, begitulah sepenggal refleksi penulis atas prosesi Grebeg Maulud 2009 lalu. Intinya, peristiwa kebudayaan dan keagamaaan semacam ini perlu terus kita lestarikan. Baik oleh masyarakat, Kraton, pemerintah, bahkan pihak swasta sekalipun, karena prosesi tersebut bukan sekedar ritual yang kering tanpa makna, namun sungguh mengandung pesan kehidupan yang adiluhung dan migunani bagi generasi muda. Rahayu! (*)
Baca Selengkapnya...
profil seventeen
Seventeen dibentuk di Yogyakarta oleh sekumpulan anak-anak SMU, yaitu Yudhi Rus Harjanto (Yudhi), Herman Sikumbang (Herman), dan Windu Andi Darmawan (Andi). Kemudian mereka juga mengajak Bani, sepupu Yudhi untuk bergabung. Mereka meresmikan Seventeen menjadi sebuah band pada tanggal 17 Januari 1999, jam 17.00, saat semua personelnya berumur 17 tahun.
Pada awal terbentuknya, mereka sempat kesulitan mencari vokalis. Mereka sempat tiga kali ganti vokalis sebelum Doni Johan Rudi Saputro (Doni) bergabung. Sebelumnya Doni adalah bassis dari Es Nanas, salah satu band punk Jogja. Doni sebenarnya juga bukanlah orang asing bagi Seventeen, pasalnya dia adalah sepupu dari Andi.
Dengan skuad Doni (vokalis), Herman (gitar), Andi (drum), Yudhi (gitar), Bani (bass), akhirnya pada tahun 2003 Seventeen merilis album perdananya di bawah bendera Universal Musik Indonesia. Album yang diberi judul Bintang Terpilih ini berisi 12 lagu dengan singel andalan Cobalah. Album ini lumayan sukses di pasaran dan terjual lebih dari 75 ribu keping. Beberapa lagunya juga diangkat sebagai soundtrack sinetron.
Sayangnya Universal selaku label musik mereka menutup divisi musik lokalnya, sehingga nasib Seventeen terkatung-katung hingga 2 tahun. Beruntung pada tahun 2005 Universal kembali membuka divisi musik lokal dan Seventeen bisa merilis album keduanya, Sweet Seventeen.
Masalah baru menghinggapi Seventeen ketika sang vokalis, Doni, memutuskan mundur. Band ini sempat kelimpungan mencari penggantinya hingga mereka bertemu Ifan, cowok asal Pontianak. Karakter vokalnya berbeda dengan Doni. Kalau Doni berkarakter rock dengan aksentuasi serak yang khas, Ifan lebih ngepop dengan ornamen melayu.
Pada tahun 2008, Seventeen dengan Ifan sebagai vokalisnya kembali ke dunia musik Indonesia dengan album bertajuk Lelaki Hebat. Album yang mengangkat singel Selalu Mengalah, Untuk Mencintaimu, Lelaki Hebat dan Jalan Terbaik ini ternyata sukses dan kembali melambungkan nama band Jogjakarta ini.
Baca Selengkapnya...